Sampai Bapak-Bapak Botak Sariawan pun,
Umat
belum sepenuhnya sadar bahwa Demokrasi dengan kapitalismenya adalah biang dari
semua kedzaliman, ketidaksejahteraan, kemelaratan , kemiskinan, ketidakrukunan,
ketidakjelasan, kebodohan, kesengsaraan dan lain-lain. Masih banyak umat yang nyaman dengan kondisi
hari ini, padahal nyatanya kondisi hari ini dan 89 tahun tanpa islam sebagai
sistem kehidupan adalah kondisi umat terburuk yang pernah ada. Meskipun begitu,
Alhamdulillah orang-orang yang tersadarkan semakin bertambah dan terus
bertambah. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran umat semakin tinggi, walaupun
yang sadar masih kalah jumlah dengan yang tidak sadar atau pura-pura tidak
sadar. Data statistik menunjukkan dari 10 negara yang disurvey lebih dari 50 % penduduknya menginginkan
syariah Islam. Di Indonesia sendiri,
sekitar 72 % rakyat indonesia inginkan syariat islam (http://www.muslimdaily.net/). Dukungan umat yang terus
bertambah semakin
memperkuat bahwa janji Allah pastilah akan terwujud.
"... Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, beliau diam".[HR. Imam Ahmad]
Fakta
membuktikan bahwa sistem islam adalah sistem terbaik yang pernah ada. Sistem
kapitalisme dengan asas sekularnya hanya menjadikan kehidupan tambah sengsara. Fakta
inilah yang tidak banyak diketahui oleh umat. Umat merasa bahwa kondisi saat
ini adalah kondisi yang sangat wajar. Contoh sederhana masyarakat awam
memandang bahwa kemiskinan yang terjadi disebabkan kemalasan individu saja
dalam bekerja. Padahal nyatanya kemiskinan yang terjadi bukan sekedar akibat
dari kemalasan individu saja tapi disebabkan karena kemiskinanan yang
tersistemik. Mengutip tulisan Prof. Fahmi Amhar, karena miskin mereka kurang
gizi, akibatnya kurang tenaga untuk belajar, jadinya kurang cerdas, sehingga
tidak punya banyak pilihan dalam mencari nafkah, sehingga penghasilannya
rendah, miskin lagi. Kemiskinan bisa
disebabkan kurang pendidikan, lapangan pekerjaan yang tidak memadai, produktivitas tenaga kerja rendah,
dan sebagainya.
Jadi,
kemiskinan bukanlah satu bagian saja, tapi terintegrasi satu bagian dengan bagian yang lain sampai
pada tataran sistem. Semua ini seperti
lingkaran setan yang terus berputar-putar.
Harus ada yang memutus lingkaran
setan ini. Negaralah yang akan
memutusnya. Bukan, bukan negara yang mengurusi kepentingan segelintir
orang, bukan negara yang melepas
tanggung jawab, bukan pula negara pembebek yang rela dijajah oleh Barat. Tapi negara yang memiliki visi besar yakni
Khilafah yang menerapkan syariat islam.
Ya,
kemiskinan adalah contoh yang sangat real.
Contoh lainnya? Masih sangat banyak dan ada di sekitar kita yakni akibat dari penerapan sistem kufur ini.
Dalam bidang pendidikan, pergaulan, perpolitikan juga ekonomi adalah bukti
bahwa kapitalisme telah gagal dalam mengatur kehidupan. Karena dasarnya yang salah fatal adalah
karena sistem utamanya, sehingga dalam sistem-sistem yang lainnya juga terdapat
kecacatan. Manusia sih, coba-coba buat hukum sendiri padahal telah jelas
Allahlah satu-satunya yang berhak membuat hukum.
Menjadi pribadi yang sadar
memang tidak mudah. Kita akan sering dipertemukan
dengan kondisi yang sangat berbenturan dengan pemahaman kita. Saya kenal
seorang mbak sebutlah mbak ‘dari sel sampai negara’, ia adalah seorang mahasiswa yang sedang
melakukan penellitian. Mbak ini bercerita
bagaimana ia meneliti, pembimbingnya dan fakta-fakta dunia penelitian. Saya
ingat ceritanya tentang menjadi peneliti di Indonesia itu susah kadang
dibenturkan dengan sarana dan prasarana yang tidak mendukung, dana, dan
sebagainya. Mau meneliti ini gak ada alatnya atau ada alatnya tapi tidak bisa
menggunakannya. Birokrasi yang ribet adalah salah satu faktornya. Negara tidak
memberikan kemudahan dalam memberikan fasilitas yang mendukung bagi para
peneliti. Sehingga para peneliti tidak sepenuhnya expert di bidangnya. Walhasil
masih saja tergantung pada asing. Apalagi sekarang, kapitalisme semakin
mencengkramkan kuku-kuku tajamnya, sehingga pendidikan dijadikan salah satu
komoditas yang diperjual belikan. Bukannya menjadikan pendidikan sebagai suatu
kebutuhan rakyat yang harus dilayani malah diperhitungkan untung-ruginya.
Mbak ‘dari sel sampai negara’ juga
cerita tentang tokoh yang bernama pak Udin. Pak udin ini adalah seseorang yang
tamat SMP pun tidak, tapi dia ahli dalam mengindentifikasi berbagai jenis daun(
daun apa spesies yaa, saya lupa. Daun aja
kali ya). Bukan cuman beberapa jenis, tapi semua jenis dan tidak hanya
jenis daunnya tapi ordo, famili dan lain-lainya bapak udin ini hafal. Bapak udin
ini bisa menidentifikasi jenis daun hanya dari sekedar melihat dan mencium
baunya. Hebat kan? Padahal cuman lulusan SD atau bahkan lulus SD pun engga( intinya saya lupa lagi). Apa yang
terjadi dengan bapak udin? Bapak udin tidak dihargai dan dipandang sebelah mata
di Indonesia karena orang indonesia memandang bahwa pak udin gak mengenyam pendidikan
formal. Lalu? Ada orang jepang yang melihat potensinya bapak udin yang luar
biasa. Akhirnya bapak udin pun di bawa ke jepang, dan di beri gelar profesor.
Ckckck, coba bayangkan orang-orang hebat di Indonesia pergi ke luar negeri
semua di berdayakan di luar. Indonesianya? Masih saja tergantung dengan asing,
di jajahlah dengan penjajahan modern. Padahal indonesia dari segi SDM dan SDA
bisa menjadikan negara yang kuat mandiri dan terdepan. Itulah ya, gara-gara
pengaturan yang salah. Sistem kapitalisme yang menggelobal yang menjaga
eksistensinya dalam semua bidang.
Saking kesalnya mbak kenalan saya dengan kondisi ini, dia sampai berceloteh “Sampai bapak-bapak botak sariawan pun, gak akan pernah tuh selesai penelitiannya”.
Kenapa
ya harus sampai bapak-bapak botak sariawan?(kasian
amat gitu ya) Entahlah mbak ini terlalu kreatif. Ya, tapi intinya jika
masih sistemnya kapitalisme sampai kapanpun kita akan selalu berbenturan dengan
kondisi yang tidak ideal ( baca :akibat kapitalisme). Makanya kita sebagai orang yang belum sadar
segera sadar, dan orang yang sadar semakin sadar dan menyadarkan orang lain.
Bagaimana caranya menyadarkan orang lain?
Berdiskusi, mendekatkan fakta-fakta bahwa sistem saat ini sistem yang
sangat bobrok. Demokrasi itu dusta dengan segala rayuan manisnya. Seperti pemaparan saya di awal bahwa saat ini
umat belum sepenuhnya sadar, maka harus disadarkan dengan dakwah pemikiran
seperti yang dicontohkan Rasulullah, laa madiyah.
Sekali
lagi, Kapitalisme benar-benar telah menjadi biang dari kondisi saat ini dalam
semua aspek pengaturan kehidupan. Solusinya adalah negara yang memiliki visi
besar yakni Negara Khilafah yang menerapkan sistem islam. InsyaAllah, tidak
lama lagi. Mari kita berjuang menegakkannya sesuai dengan metode kenabian agar
tidak ada lagi bapak-bapak botak
sariawan yang terkena imbasnya(hehe,
yang terakhir abaikan). Sungguh hanya Khilafahlah yang akan memberikan
ketenangan, ketentraman, kenyamanan dan kesejahteraan bagi umat ini.
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (TQS. Al-araf: 96)
*Alhamdulillah, tulisan ini selesai
juga. Tulisan ini adalah sebuah janji hehe.. Inspirasi datang juga saat-saat
mepet.The power of kapepet dah. Susah juga ya nulis, bikin alurnya sampai pusing
tujuh keliling, entah nyambung atau engga. Ceritanya baru belajar, mohon maaf
jika ada kekurangan. Semoga bermanfaat!
Tulisan yg bagus. smg mmpengaruhi kesadaran umat utk bangkit.
BalasHapusaamin. jazakillah uni :D
Hapus