Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

Elsina Hijab : Berawal dari Mimpi

Gambar
Dalam kesempatan kali   ini, saya akan sedikit sharing tentang berwirausaha alias berdagang.     Saya akan cerita-cerita tentang usaha yang tengah saya geluti hari ini yaitu jualan Elsina Hijab. Elsina hijab adalah usaha keluarga yang dirintis kakak saya (Dina Tharifah Rahmani). Pahit dan manisnya   akan saya ceritakan, hehe.   Saya ingin berbagi bahwa merintis usaha itu tidak mudah, tidak segampang   kata-kata di buku. Butuh perjuangan dan pengorbanan, cielah. Baiklah, mari kita mulai. Sejak SMP saya dan ke-4 saudari   sudah mulai berdagang, coba-coba cari uang sendiri buat nambah uang jajan.   Seingat saya, pertama kali saya mulai berdagang adalah jualan pulsa. Dan itu lumayan untung, soalnya yang jualan pulsa masih dikit. Berlanjutlah SMA, mulai   dari jualan pulsa, manset, kaus kaki, majalah d’rise, sampai jualan puding.   Teman-teman saya suka komentar kalau sudah mulai jualan, katanya saya kaya sales nyerocos mulu. Lumayanlah dari jualan, saya belajar ngomong dan be

Suara-suara Sumbang

Gambar
Sebagian besar orang mungkin memiliki impian. Impian adalah sesuatu yang ingin dicapai,dicita-citakan, atau terwujud di masa depan. Sedangkan kenyataan adalah sesuatu yang terjadi saat ini. Itu definisi yang saya pahami.   Dalam meraih impian, kita selalu menghadapi kenyataan yang kadang jauh dari impian. Berbekal keyakinan bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, pasti bisa jika kita terus berusaha dan berdo’a. Tapi dalam hidup, tidak dikatakan hidup kalau tidak ada tantangan.   Tantangannya bisa macam-macam dan banyak. Dimulai dari melawan kemalasan, berusaha keras, istiqomah, kontinu, terus yakin, sampai sabar menghadapi cibiran. Yang terakhir inilah yang menarik, ketika kita punya impian pastilah ada suara-suara sumbang yang tak usah didengar. Bentuknya bisa ejekan, cacian sampai hinaan yang menyakitkan. Sedih memang, tapi tak usah takut dan tak usah didengar. Ada yang bilang menjadi tuli itu kadang perlu, iyalah dari pada suaru sumbang itu memengaruhi pikiran k

Si Loli Sang Pembuat Opini Umum

L-O-LO-L-I- Li. LOLI. Sedikit curhat, saya udah mau nulis tentang si loli dari kemaren-kemaren tapi belum sempet juga. Soalnya agak susah menggambarkan keunikan si loli dalam kata-kata. Oke, Tanpa ba-bi-bu lagi saya langsung cerita deh. Ada yang tau film serial Ramadhan Para Pencari Tuhan? Yeah tau lah ya. Sedikit testimoni terkait film itu (film apa sinetron ya) filmnya menurut saya keren ada ibrah di setiap episodenya. Dan yang membuat saya tertarik adalah cerita si loli dalam film tersebut. Loli adalah pembantu Pak Jalal dan Bu Jalal. Dari keluarga Pak Jalal kaya sampai jatuh miskin, si loli tetap setia jadi pembantu mereka. Dari rumah pak jalal gedongan sampai gubuk reyot, si loli tetap mau jadi pembantu mereka. Dari digaji sampai gak dibayar sekalipun, loli tetap keukeuh jadi pembantu mereka. Usut punya usut emang tingkah loli agak aneh katanya sih punya hati ama pak Jalal, nah ini yang   bikin bu jalal puyeng. Si loli yang suka ngomongnya puitis aneh, bikin kening