Hijab Kuning dan Sejuta Kenangan


Beberapa kawan lama memintaku untuk menulis tentang kenangan zaman SMA. Ya, masa indah katanya ada di SMA. Siapa bilang? semua yang kulalui adalah  kenangan indah. Baiklah aku kan mulai bercerita kawan, aku hanya memenuhi permintaanmu.
  
Tak seperti kebanyakan remaja lainnya, aku tak melewati masa SMA dengan berpacaran, senang-senang, nongkrong dijalan, main ke mall, pergi kekarokean, smsan dengan abang-abang, ke salon catok rambut, atau sederet aktivitas ababil anak SMA. Aku ini anak rumahan, yang senang ketenangan. Bukan tipeku melakukan sesuatu yang aneh dan kampungan. Maaf-maaf bukan menyinggungmu kawan, ini hanya penilaianku.
SMA tentu berbeda dengan SMP, apapun yang terjadi. SMP masih kecil mungil nan lucu. Ini sedikit narsis. SMA, waktunya eksistensi diri. Perubahan dimulai jaman SMA, kawan. Aku bisa menjadi seperti ini karena melewati SMA bukan? Yeah.. SMA dan sejuta kenangan.

Kenangan itu, dengan cepat berkelebat hadir dalam benakku. Saat ku berada pada masa itu, rasanya sulit dan berat kawan. Tapi setelah ku melewatinya, aku hanya berkata “Oh”. Hidup itu memang harus dilewati, segala kesulitan akan terasa berat hanya saat itu. Setelahnya hanya kenangan yang mungkin kita akan merindukan kembali masa sulit itu.

RMAI ( Remaja Mesjid Al-Istiqomah) adalah pilihanku. Entah mengapa hati ini tergerak untuk bergabung disana. Aku hanya merasa, aku akan setipe dengan orang-orang yang ada disana. Aha, sekarang aku ingat kenapa aku mau mengikuti RMAI. Karena di MTs tak ada rohis. Aku sering membaca novel dan cerpen islami. Disana diceritakan Rohis itu menyenangkan dan keren. Mungkin itu motivasiku. Apa Motivasimu kawan? (jawab sendiri, dan bikin tulisan).  Meski sedikit asing, ku mantapkan hati ini. Ternyata dan ternyata, aku terjebak di jalan kebenaran, InsyaAllah. Awa –awal teman-teman seangkatanku banyak sekali yang ikut RMAI,  tapi lama kelamaan` hanya beberapa orang yang tersisa. Baru ku tahu, ternyata inilah yang dinamakan seleksi alam.

Mentoring menjadi agenda perminggu yang harus diikuti. Aku senang-senang saja, mengikuti mentoring selain bertemu dengan teman baru yang tak sekelas, aku juga banyak bercerita disana. Latihan berbicara di depan umum, mungkin itu nama kerennya. Minggu pertama bertemu masih kalem dan malu-malu. Minggu kedua, masih ditahan. Minggu ketiga mulai keluar aslinya. Minggu ke empat udah keluar gilanya. Kawan-kawan, semakin lama semakin menyenangkan. Katanya ini namanya ukhuwah.Intensitas kita bertemu lebih banyak dan yang datang itu-itu saja, pantaslah kedekatan itu terjalin. Sekali lagi, ini namanya Ukhuwah.

Hal-hal baru kudapatkan disini,  materi dan pemahaman baru. Semakin mantaplah aku berada disini, ternyata semua harus karena Allah bukan yang lain. Bergabung dengan RMAI, ku dapatkan title baru, title yang keren bernama Pengemban dakwah. Wow, title itu sudah tersemat kedalam diri kita.  Mengajak teman untuk mengikuti ta’lim, mentoring dan lain-lain. Susah juga ya, kawan.

Kelas satu pun terlewati, aku dan kau kawan sudah benar-benar terjalin ukhuwah yang begitu erat. Seperti tali yang terpintal kuat, bahagia, senang, sedih dan marahnya mereka, aku merasakannya. Kami telah melewati satu tahun bersama dengan mentoring, ta’lim, diklat, rujak party dan acara-acara lainnya. Masa sartijab pun tiba,  kepanjangan dari Serah Terima Jabatan. Dan ternyata kini akulah yang memimpinmu, kawan. Kau tak kaget? Sedikit pun? Kau sudah menduganya? .padahal aku tahu, kau lebih baik dalam memimpin.  Ya..ya aku tahu matamu sedang melotot, memintaku menyebutkan nama-nama kalian.
Annisa mutmainah, kau menjadi pendampingku, kemana-mana kau akan selalu menemani. Saat aku terkantuk-kantuk, maka kau akan selalu siap mendengarkan Syuro. Dan saat seseorang disana meminta pendapat akhwat. Kau akan segera menyadarkanku, dan memberitahuku  tuk katakan ini dan itu. Ketua yang buruk ya. Jasamu  sangat membantu kawan, hehe.  Syiar dan Opini ada Elsa Siti Fauziah dan Nurul Fitri. Mading selalu terisi dan berganti berkat kalian kawan. Hebatnya, inovasi dan artikel baru hadir di Mading RMAI. Siti Nariah, pelatihan dan kaderisasi. Yeah, ta’lim selalu ada kawan. Siti Nurjannah, kalau tak salah diklat. Divisi ini kurang berjalan lancar kawan, maafkan aku yang tak meriayah dengan benar. Cici, aku lupa nama aslimu kawan. Sekretaris handal RMAI. Ada juga peran pembantu disini Riska Melawati, Bella ravitasari, Ani Aprialiani, Risma Rahmawati dan Annis Muliasari.  Aku sudah memenuhi permintaanmu. Tuk menyebut satu persatu nama kalian.

Aku ingat, saat perayaan hari besar dan kita merancang acara yang luar biasa. Guru-guru memujinya, rasa bangga itu ada. Ya, meski dalam prosesnya. Kita hampir saja bertengkar, tak sepaham. Aku tahu, pertengkaran kecil yang kita lakukan semata-mata hanya ingin acara ini sukses. Saat menjelang acara, suhu menjadi sangat panas. Semua berharap, ini kan berakhir dengan indah. Alhamdulillah luar biasa  AllahuAkbar! Acara sukses, tim yang hebat kawan. Saat kita tertawa bersama semua terasa indah, saat kita menangis bersama semua terasa mudah.
       
         Kita rajin sekali syuro, aku sering sekali mengeluh kenapa harus syuro. Tapi sekarang aku rindu masa itu kawan. Syuro dan segala jenisnya, kenangan tak terlupakan. Hampir semua aktivitas RMAI dilakukan di masjid itu. Hijab kuning kucel yang bertahun-tahun lamanya membatasi daerah akhwat dan ikhwan. Kita sudah mencoba untuk mencucinya, ternyata warnanya memang begitu. Gorden kuning, karpet hijau, hiasan ka’bah, papan laporan infaq, gantungan mukena warna warni, tulisan “Mohon gantung kembali Mukenanya, Ukhti”, Laci disudut mesjid, dan semuanya. Masih lekat sekali di ingatanku. Masjid dengan susananya menjadi tempat yang paling kita cintai. Tempat menyembunyikan apapun yang ingin disembunyikan. Kita sangat merasa memiliki mesjid, seperti rumah kita. Hati kita sudah terpaut dengan mesjid Al-istiqomah.

                Kini, mesjid itu sudah berganti. Sudah lebih baik dan bagus. Tak ada lagi hijab kuning. Hari ini kita melihat, ia sudah berganti menjadi hijab hijau. Tapi kenangan itu akan selalu ada, reunian pasti kita selalu bercerita dan bernostalgila tentang Hijab kuning dan sejuta kenangannya.

                Hhh.. aku tahu semua tinggal kenangan. Hal yang terindah yang pernah ada, adalah mengenal kalian ukhti.  RMAI menjadi batu loncatan bagi ku dan kau kawan. Tanpa RMAI, kita tak akan pernah seakrab ini. Dengan RMAI aku mendapatkan banyak hal. Salah satunya memimpin kalian, menyenangkan kawan.  Tak hanya itu, RMAI mempertemukanku dengan Islam ideologi. Ya, meski pertemuan yang sangat tidak disengaja.  Alhamdulillah, Allah beri kita skenario yang indah. Semua memiliki pilihan atas hidupnya. Memilih kalian menjadi kawan bukan hal yang salah tapi hal yang indah.

                RMAI, kini bukan ada ditangan kita lagi. Tapi RMAI akan selalu menjadi milik kita. Estafet kepemimpinan itu terus berjalan. Allah akan memilih orang-orang yang tepat untuk menjaga dan menghidupkan  RMAI. Masih ingat kawan? Tentang bahasan kita. Bahwa kita kekurangan satu hal. Kita boleh jadi hebat di angkatan kita, tapi kita kurang dalam membentuk kepemimpinan untuk generasi selanjutnya. Tak apa, semua sudah terlewati. Hanya saja, mari kita mengambil pelajaran disni. Kita tak akan berhenti hanya sampai RMAI bukan? Di kampus, akan ada semisal RMAI yang harus kita gerakkan. Dakwah bukan cuman di RMAI, dakwah adalah poros hidup. Dimana pun kau berorgansasi kawan, jangan sampai semua itu terhenti saat tiap dari kita memimpin atau ada di organisasi itu. Jangan sampai melempem saat kita sudah tak lagi ada disana.

                Mungkin kau ngantuk membaca ini kawan, kau merasa seperti mengulang masa lalu. Sang ketua kembali berbicara, hehe. Ini hanya nasihat kawan, bukan tentang kau saja tapi tentang kita. Sepertinya ini terlalu panjang, masih banyak sebenarnya yang belum diceritakan.  Namun biarlah Allah menyimpan semua kenangan itu. InsyaAllah semua yang kita lakukan di RMAI, kontribusi kita dibalas pahala oleh Allah SWT.  Aamin.
          
      Jazakillah khair ukhti fillah, atas semuanya.  Hijab kuning kini telah berganti. Tapi kawan, kau selalu di hati.
Tertanda
Ketua Keputrian RMAI 2010




Felycitia Iradati Yusrina

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Ingin Memeluk Tuhan

'Mobil Syetan' Sang Raja Jalanan

Dari Aktuaria Sampai Teori Darwin