E V AL U A S I
Dalam
mengarungi kehidupan setiap manusia haruslah memiliki visi dan misi yang
jelas. Manusia tak akan merasa resah,
gelisah atau bahkan kebingungan dalam menghadapi kehidupan ini. Jikalah ia
sudah bisa menjawab 3 pertanyaan besar tentang hidup ini. Dari mana ia berasal?
, untuk apa ia diciptakan di dunia ?dan setelah di dunia ada apa?
Seorang muslim
tentu harus bisa menjawab tiga pertanyaan ini. Pertama, ia berasal dari Allah. Kedua, ia diciptakan
di dunia untuk beribadah kepada Allah. Terakhir, setelah di dunia ada
penghisaban. Mungkin seperti sederhana, tapi jika direnungi dan diresapi
maknanya secara mendalam maka ia akan menemukan visi besar dalam hidupnya.
Seharusnya
setiap muslim memiliki targetan dalam hidupnya, ia tak akan membiarkan hidupnya
mengalir seperti air. Ia memahami bahwa ia memiliki kendali atas hidupnya. Ia
tak menunggu orang lain untuk mengendalikan hidupnya. Ia selalu membuat
perencanaan jauh kedepan. Ya, ia pun
memahami bahwa setiap ia melangkah, Allah berperan disana. Ia tahu daerah mana
yang ia kuasai dan daerah Allah yang menguasai.
Namanya manusia pasti punya salah dan khilaf. Kadang rencana tak sesuai nyatanya. Banyak kendala dan tantangan yang menyebabkan ia tak sepenuhnya optimal dalam suatu hal. Meskipun begitu, ia selalu optimis maju ke depan dengan selalu melakukan evaluasi dalam hidupnya. Bermuhasabah dan selalu meminta pertolongan Allah. Ketika ia melakukan kesalahan maka ia mengambil pelajaran dan berusaha untuk tak mengulanginya.
Muslim beriman
pasti akan di uji oleh Allah bisa berupa kenikmatan atau kesengsaraan. Tapi
pernahkah kita merasa bahwa ujian yang
lewati selalu sama? Hal ini pertanda bahwa kita belum lulus dalam ujian
yang Allah berikan. Maka penting sekali, untuk selalu mengevaluasi diri. Sejauh
manakah kita bisa menyelesaikan masalah yang ada. Jika
ujian yang dihadapi sudah berganti, selamat ! hal ini pertanda bahwa kita telah naik tingkat.
Sedikit
berbagai pengalaman, kadang kita merasa bahwa belum optimal dalam suatu
hal. Masalah kuliah yang keteteran. Belajar saat mepet-mepet ujian selalu
menjadi kendala. Kadang, kita menyalahkan mungkin kemarin terlalu
sibuk dengan acara-acara dakwah jadilah keteteran.
Biasa mencari kambing hitam. Padahal sebenarnya hal itu adalah dua hal yang
berbeda. Seharusnya dakwah lancar dan belajar juga lancar. Karena keduanya
adalah hal yang wajib, tak boleh ada yang di nomor duakan. Setiap tahun begitu, merasa belum naik kelas. Seperti diuji dengan hal yang sama. Mari berfikir, haruskah setiap tahun begini? Maka evaluasi diri adalah hal
terpenting. Ternyata yang perlu
diperbaiki adalah management waktu, tinggalkan menunda-nuda, mengakhiri
kemalasan dan mencari-cari alasan. Berbenah diri dan membuat target.
Dalam
berdakwah juga, kadang kemalasan melanda. Dakwah jadi waktu sisa, padahal
dakwah adalah poros hidup. Maka penting bagi kita untuk mengevaluasi diri.
Seberapa besarkah Ideologi itu sudah menghujam dalam diri kita?
Terkait tim pula.
Kita memahami dalam sebuah tim terdiri dari individu-individu yang berbeda dari
segi sifat, sikap, kemampuan, potensi, dan sebagainya. Walau berbeda semua
memiliki peranan yang penting. Karena dalam tim tak mungkin semua sama menjadi
tangan. Tim ibarat satu tubuh. Ada yang
menjadi tangan, kaki, mata, telinga dan sebagainya. Sama halnya dengan diri
saya , tim juga memiliki visi dan misi yang jauh kedepan. Bergerak bersama untuk menuju satu titik yang
sama. Bahu membahu saling menutupi kekurangan masing-masing. Tim yang baik
adalah tim yang selalu mengevaluasi kinerjanya. Sudah sampai pada tahapan manakah
tim ini dalam mencapai visinya? Apakah benar tim sudah berfikir serius untuk
mencapai visi besarnya? Apakah masih terkendala pada masalah internal? Haruskah
selalu fokus pada masalah internal? Seberapa besarkah tim memahami masalah
terbesar yang mereka hadapi?
Evaluasi
bukanlah ritual saling menyalahkan atau tuduh menuduh. Evaluasi bukan pula
sesuatu yang masuk dari telinga kanan lalu keluar di telinga kiri. Tanpa ada
dampak apapun. Evaluasi hanyalah mengambil pelajaran, mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan juga
ketercapaian target. Setiap individu dalam tim harus memahami esensi
dari evaluasi. Evaluasi bukan ajang nostalgia kejadian masa lampau. Selalu
mengulang hal yang sama. Masalah teknis, perencanaan yang kurang matang,
kekuatan konten dan sebagainya. Hendaknya, tiap dari diri kita memahami bahawa haruskah
terus mengulang hal yang sama? Tak naik tingkat? Bagaimana mau mencapai visi
besar jika kendala yang dihadapi selalu sama?
Selalu
terbentur pada dinding-dinding itu, percayalah dalam setiap kesulitan akan ada
kemudahan. Proses penyadaran itu penting. Menyadarkan diri sendiri agar tak
menyepelekan hal apapun. Menghargai diri sendiri bahwa kita adalah bagian
penting dalam tim. Kesalahan dan kelalaian kita akan berdampak besar pada
kesuksesan tim. Harus ada gebrakkan !
agar tim menjadi kuat ,terdepan dan saling bersinergi.
Bukan, bukan
tentang kau. Ini hanya celotehan anak kecil yang sedang mengevaluasi dirinya.
Yeah, saatnya berbenah.
Komentar
Posting Komentar
ayo, kasih komentar..