Rapat Mari Merapat


Allah adalah Sang Maha Pemberi Inspirasi. Allah memberi inspirasi dimana saja, kapan saja dan lewat siapa saja. Sebenarnya, jika kita jeli tak mesti harus membaca buku yang menginspirasi maka kita akan mendapatkan inspirasi.  Dengan membaca dan mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang kita temui  dapat juga  menginspirasi.  Hanya saja memang dibutuhkan kejelian dalam berfikir dan fikiran yang terbuka untuk menerima kebenaran.

Sering kita dengar bahwa, kebenaran bisa datang lewat siapa saja. Namun terkadang kita sedikit menyepelekan suatu kebeneran yang datang dari seseorang yang mungkin kita anggap kecil. Padahal telah jelas Allah berfirman :
Kebenaran itu datang dari Tuhan-mu, Maka Janganlah sekali-kali engkau( Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu” (TQS. Al-Baqarah : 147)

Ceritanya, tadi sebelum subuh dan setelah sahur Ibu memanggil kami (saya, kakak-kakak,dan adik-adik) untuk berkumpul di ruang tengah. Ibu menyampaikan pada kami agar mempersiapkan kue lebaran berhubung keluarga besar kumpul semua di rumah. Lalu dibahaslah siapa yang akan bertanggung jawab bikin kue ini dan itu, dan disepakati kue apa aja yang akan dibuat. Jadi, kata ibu ini adalah bagian dari perencanaan, kenapa dipilih yang bertanggung jawab siapa? biar semua merasakan dan belajar bikin kue, Memang Ibu selalu mengajarkan kami untuk selalu merencanakan sesuatu apapun itu dengan perenacanaan matang (gaya..banget). Sebenarnya, saya sedang malas-malasan ikutan bikin kue, saya bukan tipe yang telaten.

Masih, Semua masih khusu mendengarkan Ibu, kita harus beli apa aja, terigu  berapa kilo lah, mentega, keju dan la la la. Sambil semua sedang mendiskusikan masalah beli-beli, saya mengajukan diri untuk mengantar Ibu ke pasar. Okeh, ajuan diterima. Merasa tugas saya sudah selesai, saya bercanda sama adik saya. Terus saya bilang ke adik saya sambil bercanda hahahihi “Alaahh.. pei kan tugasnya pergi ke pasar, mau beli apa juga terserah”. Tiba-tiba si Ani bilang “ Tau gak? Itu sama aja, kaya Pei bikin suatu acara, terus pei datang doang ke acaranya tanpa pernah ikutan Rapat”. Saya terdiam, iya yah bener juga ini anak.  Saya sedikit terharu dengan ucapan si ani. Dia menginspirasi saya untuk membuat tulisan ini.

Pembukaan yang panjang ya?  Ya intinya adalah saya akan menceritakan tentang esensi rapat. Saat adik saya mengutarakan statment menginspirasinya, saya jadi berfikir tentang rapat-rapat yang pernah saya ikuti untuk menyukseskan acara tertentu. Ada sebagian dari diri kita termasuk saya yang belum mengetahui pentingnya rapat. Malas-malasanlah (kaya saya di rapat kue), merasa ini gak penting jadi gak datang rapat, sekedar ikutan  aja  supaya gak kena marah,  atau ada juga yang datang rapat tapi hati, jiwa dan fikirannya melanglang buana entah kemana alias gak fokus. Dan lucunya, ada juga yang gak pernah datang rapat , tapi tiba-tiba seseorang itu datang saat hari-H acara dan menjadi panitia dadakan. Mending sesuai intruksi, seseorang itu malah ‘mengacaukan’ acara dan bikin inisiatif sendiri. Yang lebih melucukannya lagi seseorang itu malah berkomentar harus acaranya begini dan begitu dengan nada yang sangat serius. Huaaa.. apa perasaan seseorang yang lain disana  yang berjuang merancang acara itu, naluriahnya manusia pastilah kesel walau hanya sedikit. Gak datang rapat tiba-tiba komentar ini itu, makanya rapat. begitulah kira-kira omelan seseorang yang lain disana.  Lucu gak sih? Ya, silahkan menertawakan diri sendiri (yang tertawa pasti pernah merasakan jadi seseorang yang lain, he).

Betapa pentingnya rapat, rapat sebenarnya bukan hanya membicarakan masalah teknis saja. Yang terpenting adalah  frekuensi tiap individu tim sama, rasa memiliki terhadap acara, suhu panas semangatnya sama. Mengapa harus sama? Supaya terbentuk tim keren yang membuat  suatu acara yang sukses berat . Sebenarnya sampai kapanpun gak akan sama sih, tapi minimal terpantik sedikit. Datang rapat aja belum tentu semangat apalagi yang gak rapat coba.

Apalagi rapatnya bukan rapat biasa, tapi merapatkan umat.   Rapat dalam rangka menumbuhkan kesedaran umat.  Haruslah diakukan persiapan sebelum rapat agar saat rapat ruh itu hadir. Sehingga akan menciptakan rapat yang seru dan efektif. Tiap dari diri kita sudah mempersiapkan ide-ide yang cemerlang yang akan dibahas agar rapat tak terkesan monoton.  Boleh juga kita mempersiapkan kisah-kisah yang menggugah yang akan diceritakan dengan tujuan teman-teman yang lain tersadar dan ngefeel.

Rapat ada baiknya benar-benar dipersiapkan dan diusahakan tepat waktu. Karena jika terlambat beberapa menit saja, informasi yang didapatkan menjadi tidak utuh dan frekuensi yang didapatkan semakin tidak sama. Rapat insyaAllah bukanlah hal yang sia-sia jikalah hal yang dibahas adalah sesuatu yang penting apalagi berkaitan dengan umat dan dakwah.  Kita sering kali beralasan untuk tidak mengikuti rapat misal sibuklah, banyak urusan, banyak tugas, deadline, dan lain-lain. Coba deh difikirkan, emangnya kita doang yang sibuk, semua orang sibuk kalee. Emang situ doang yang banyak tugas, semua orang juga banyak tugas kalee.  Hanya saja, tinggal kesadaran kita mana yang lebih diutamakan? Jika ada yang berprinsip bahwa dakwah adalah poros hidup maka mestinya ia mengecilkan kepentingan individunya dan segera berkontribusi sebesar-besarnya untuk umat.  

Hari ini, bukan jamannya lagi untuk menakar seberapa besar pengaruh dakwah dalam perubahan individu saya. Tapi berkontribusi sebesar-besarnya untuk jalan dakwah ini. Alasannya apa coba? Karena umat sudah lama menunggu. Seperti kata  saudari saya sebutlah al-kuati, Saudara kita di Tunisia, Uzbek, Syam, Mesir, Britain, Myanmar dan seluruh penjuru dunia berharap kepada kita. Berapa ribu nyawa lagi yang harus dikorbankan hanya karena harus menunggu kita sadar???”

Merasa tersindir? Sayang tulisan ini bukan sindiran tapi tamparan keras! Bagi siapa? Bagi saya, anda, kamu, kita, kami dan siapapun. Jangan  pernah menyepelekan hal yang kecil apalagi yang besar. InsyaAllah rapat adalah sesuatu yang besar yang jika kita ikhlas mengikutinya akan mendapatkan pahala yang besar pula. 

Rapat berfungsi juga untuk merapatkan barisan bukan?  Ya, rapat akan membentuk tim yang solid, kuat, aktif dan inspiratif.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (TQS. Ash-Shaff : 4)




*semoga menginspirasi, maaf ya, tulisannya sedikit panjang. Semangat, berbabagi dan menginspirasi ! Kebenaran datang dari Allah, kesalahan datang dari ilmu saya yang kurang semoga Allah memaafkan.

Komentar

  1. Hahaha :D
    Asik kan, yang mau rapat lagi
    Sok lah kalo mba mah *eh

    BalasHapus
  2. eh.. eh..eh..

    ada yang aneh disini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagian mana nya yg aneh pei? bukannya mba rini biasa begitu,, #lhoo :D

      Hapus
    2. mm.. semenjak ada coment mba, jadi ga aneh kok. HOHO, pei lega :D

      Hapus

Posting Komentar

ayo, kasih komentar..

Postingan populer dari blog ini

Aku Ingin Memeluk Tuhan

'Mobil Syetan' Sang Raja Jalanan

Dari Aktuaria Sampai Teori Darwin