Edisi Penyesalan

 Kegalauan yang diakibatkan kelalaian sendiri.
 Dekat, dilalaikan. Jauh, disesalkan.
Manusia memang begitu, baru menyadari saat masa penting terlewati.
 Bukan, ini bukan edisi kegalauan.
 Tapi edisi penyesalan.
 Menyesal karena tak mengoptimalkan kesempatan yang ada.
Sudah 19 tahun hidup di dunia, tak ubah jua.
 Belum juga jera, dengan pengalaman yang ada.
Harus berapa kali mengulang hal yang sama?
Sia-sia sudah, Waktu yang terbuang percuma.
Kapan mau belajar dari yang sudah-sudah?
Mau terus begini, Tak naik kelas.
Diam dan stagnan.
Hilanglah sudah !
Lalai dan lupa, alasan klasik!

Tak ada tertawa, ini tak lucu.
Hanya perlu direnungkan.


.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Ingin Memeluk Tuhan

'Mobil Syetan' Sang Raja Jalanan

Dari Aktuaria Sampai Teori Darwin