Black Valentine Sebuah Gerakan Anti ViDi
Warna pink terlalu indah untuk menggambarkan Valentine day’s yang bobrok, suram dan tak beradab.
Dari
tahun ke tahun memasuki bulan februari pasti heboh masalah ViDi. Mengapa harus tema ViDi yang diangkat? Di kalangan
mahasiswa tema ini tak begitu popular, mahasiswa tak begitu ingat tentang hari kasih
sayang karena hari yang dingat mahasiswa hanyalah hari
libur. Ya meskipun begitu, masih saja ada sebagian mahasiswa muslim yang merayakannya.
Maka mari kita bahas dan telurusuri lebih dalam.
Sebagai seorang muslim, hamba Allah yang meyakini adanya
penghisaban, tak sepatutnya kita merayakan hari raya yang tidak ada sedikit pun
sangkut pautnya dengan islam. Menurut beberapa sumber ternyata ViDi hanyalah
hari peringatan kematian seorang pendeta. Sumber lain menyatakan bahwa ViDi hanyalah perayaan hari kesuburan bangsa
pagan Romawi. Dalam perkembangannya, untuk mengelabui kaum muslimin dijadikanlah
ViDi sebagai hari kasih sayang. Nah loh, sudah
jelas keharamannya. Rasulullah bersabda “Barangsiapa
yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Dalam
perayaannya, ternyata bukanlah hari kasih sayang melainkan hari perzinahan. Di
Inggris dan Amerika, setiap tahun angka nge-seks melonjak tinggi pada seminggu sebelum ViDi dan seminggu
setelahnya. Tanggal 14 Februari di Inggris dijadikan ‘The National Impotence Day’.Di US 14 Februari jadi ‘The National Condom Week. Di Indonesia? dari
413 responden yang disurvei 26,4% diantaranya mengaku suka merayakan vday
dengan kekasih dengan jalan-jalan, makan-,makan, kissing lalu ngeseks. Ini Jelas
gak ada manfaatnya, yang ada generasi semakin rusak. Banyangin aja dari tahun ketahun angka hubungan sex antar remaja
meningkat. Padahal remaja pemuda adalah aset bangsa.
Terus siapa yang diuntungkan? Tentu
kapitalis (Pemiliki modal)! Lah kok
bisa?? di koran atau liat di tipi,
penjualan kondom meningkat 40 – 80%, beberapa daerah bahkan soldout! . Di US,
vidi menghasilkan total penjualan retail Rp 144,4 trilliun pada 2011. Coklat
berbentuk hati, bunga, kartu ucapan Vidi, kalung berbentuk hati, segala yang
berbau valentine terjual laris manis. Nah, inilah akal busuk para kapital untuk
merauk keuntungan sekaligus merusak moral para remaja. Dan sampailah pada
kehancuran generasi.
Siapa
yang bertanggung jawab atas semua ini?! Mahasiswa? Jelas mahasiswa punya
peranan. Mahasiswa yang disebut-sebut sebagai Agent of change, harus merubah
kondisi ini. Selain menyeru tentang keharamannya. Ada hal lain yang perlu
dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa harus bangkit dan berubah! Gak boleh apatis
apalagi pargamatis. Dalam menyikapi valentine ini pun bukan sekedar yang penting gue ga ngerayain tapi
sebagai muslim mahasiswa harus menunjukan kekritisannya dan idealismenya.
Dengan senantiasa melakukan aktivitas a’mar
ma’ruf nahi mungkar. Perlu ada pergerakan mahasiswa menuju perubahan dunia.
Perubahan seperti apa? Sadar ga sih, ada pihak yang lebih
bertanggung jawab selain mahasiswa untuk menyalamatkan generasi dari kehancuran
moral ini. adalah negara memiliki peranan penting dalam menangkis bahkan
memberantas sesuatu yang akan mengancam rusaknya generasi. Tapi apa yang
dilakukan negeri ini untuk menyelesaikan dampak dari perayaan busuk itu? Tak ada
dan tak akan pernah ada penyelesaian yang mengakar kecuali ada pada negara yang
memiliki visi besar. Dan negara yang memilki visi besar hanya ada pada negara
yang menerapkan islam sebagai sistem
kehidupan. Dan disanalah perubahan sesungguhnya! Perubahan ini butuh peran
mahasiswa! Mahasiswa yang tak apatis, apolitis atau pragmatis. Dunia butuh
mahasiswa idealis yang kritis dan ideologis. Dan itu kamu! Mahasiswa Muslim!
“ Yeah, Valentine yang pinky kini sudah berubah menjadi hitam kelam legam, welcome to the Black Valentine”
Komentar
Posting Komentar
ayo, kasih komentar..