Trio Wek-wek

Semoga Allah merahmati semua hal yang kita rencanakan tadi. Mari berdo'a agar kemenangan dakwah segera terwujud dan pertolongan-Nya mengucur deras layaknya hujan yang tadi menyertai kita. Amin. Semangat kawan dan adikku semua. Syurga menanti pejuang yang ikhlas, sabar dan bersungguh-sungguh dalam berusaha, maka mari teriakan Allahu Akbar !!

Sms dari seorang kakak yang baru saja aku kenal. Begitu menyentuh dan membakar. Aku tulis pesan singkat itu di buku kecil. Sengaja aku tulis, ku pikir suatu saat mungkin akan menjadi pengingat dan pelecut semangat bagiku. 

Bisa dikatakan baru, aku mengenal jalan ini. Jalan cinta para pejuang, yeah.. dakwah. Tak banyak orang mau mengambil jalan ini padahal ia adalah sebuah kewajiban. Tak banyak pula orang memahami dan menikmati kelezatan perjuangan ini. Aku patut bersyukur atas karunia yang telah Allah berikan ini. Alhamdulillah :)

Canggung awalnya, bertemu dengan kawan-kawan baru. Sama sekali tak kenal, tapi mau tak mau harus berkenalan dan  terbangun visi yang sama untuk melanjutkan kehidupan islam. Tak semudah yang terbayang, memangnya sulap saat berkenalan maka langsung terjalin keakraban. Bukan dunia simsilabim abdakadabra.

--
Hujan begitu deras, petir menggelegar saling menyambar. Malam yang cukup mencekam, kami berlari mengejar waktu. Sebentar lagi gerbang akan ditutup, tepat jam sembilan. Ngos-ngosan, aku berhenti sejenak. Seseorang melewatiku sambil menoleh kebelakang "Ayo, sebentar lagi! semangat!". Satu orang lagi, dia tertinggal dibelakangku. Larinya tak terlalu kencang, memang tipikal orang yang sedikit santai. Aku kembali berlari. 

Malam itu benar-benar gelap, hanya lampu-lampu jalanan dan  gedung-gedung lah yang memandu perjalanan ini. Seperti di kota metropolitan, tadinya hutan belantara. Sedikit perbaikan merubah segalanya. Berlari lagi,  hanya beberapa meter lagi menuju gerbang itu. Semenit saja terlambat akan kena hukuman. Ya, mungkin hukumannya tak seberapa, hanya merapikan sandal atau menyapu lantai. Tapi  malas sekali menemui orang yang memberi hukuman. Bertele-tele. 

Perjalanan yang menyenangkan, kami sampai tepat pada waktunya. Tadi, kami telah mengikuti suatu acara.  Tak banyak yang mengikutinya, acaranya diskusi antar lembaga. Meski baru,  baru saja menyandang title baru sebagai Agent of change. Kami harus sedikit merelakan aktivitas yang lain dan mendahulukan hal ini. Orang lain mungkin sedang sibuk dengan rutinitasnya, kami ditengah hujan deras harus melangkahkan kaki untuk mengikuti acaranya. Namanya pengorbanan, selalu diuji dengan keikhlasan dan kesabaran.

Aku selalu merasa beruntung karena bersama. Kalau sendiri mungkin akan sedikit sulit untuk memberanikan diri. Itulah jika keberanian kecil digabungkan akan menghasilkan keberanian yang cukup besar. Tapi jika kondisi mengatakan harus sendiri, tak boleh mundur. Karena berjuang bukan karena satu,dua atau banyak. Tapi konsekuensi keimanan. 

Kami hanya bertiga, sebutlah wek1, wek2 dan wek3. Trio wek-wek ideologis, selalu bersama. Dengan karakter yang satu sama lain jauh berbeda. Menyatukannya bukanlah hal yang mudah, kadang ego masih saja ada. Memang memahami itu butuh waktu, berinteraksi cukup lama membuat kami semakin mengenal. Wek1 ialah anak kekinian yang kadang agak keras, tak suka dibawelin dan dituntut. Ia hanya bisa fokus satu hal, kalau sudah fokus tak bisa diganggu gugat. Tapi jika bertukar pikiran, ia menjadi orang yang sangat care dan nyambung. Satu frekuensi, bisa dibilang begitu. Semakin mengenalnya awalnya keras ternyata hatinya begitu lembut. Wek2 kadang membuatku kesal, ia berpikiran sedikit kolot dan aneh. Jika wek1 dan aku sedang berbincang, ia selalu keluar dari topik pembicaraan. Di sisi lain, ia cukup dewasa menghadapi masalah. Kadang ia menjadi penengah diantara aku dan wek1

Lucu juga, aku dan mereka dengan karakter yang berbeda-beda tapi saling melengkapi. Hanya dengan ikatan ideologis, semakin erat kami bersama menerjang halangan dan ritangan. Bukan tentang beda, tapi saling memberikan ruang agar ia terisi dengan yang lain. Ini namanya singkronisasi,  kalau semua sama macamku hidup tak lebih seperti boneka barbie. Sama. 

---
Matahari belum memancarkan cahayanya, masih gelap dan biru tua. Tak ada berlari, hanya langkah santai  sambil bersenandung kecil. Kami berhenti tepat di gerbang itu, masih tertutup rapat. Panggil memanggil, tak ada sautan. Sedikit berteriak masih belum ada balasan atau jawaban. Diam, kami saling melirik satu sama lain. Tak ada ide. Celingak-celinguk, sambil sesekali berteriak. Frustasi, apa yang harus dilakukan. Tiba-tiba, ide gila muncul dari wek2. Loncati sajalah, katanya. Tanpa pikir panjang, aku dan wek1 saling memandang pertanda setuju. Satu persatu kami meloncatinya, tanpa kami sadari ada seseorang yang memerhatikan. Seseorang yang sedang membawa pentungan. Aku tercekat kaget sekali. Ketahuan. Seketika waktu seperti berhenti dan aku sangat berharap waktu mundur lima menit saja. Melotot. Omelan-omelan kecil mulai terdengar. Kami diam. Sumber suara pergi. Kami mulai berlari. Dalam hati aku berteriak ide gila wek2, tak mau lagi percaya lagi! kenapa  aku iya-iya saja. Arrrgggghh

Tak ada menyalahkan hanya mengambil pelajaran dan sedikit pembelaan. 

---
Melewati suka duka bersama. Berjuang bersama menciptakan strategi dan perencanaan agar visi besar tercapai. Berusaha menaklukkan benteng  besar  bersama yakni sebuah gerbong kehidupan. Menginfiltrasi yang lain, agar bergabung dalam barisan. Secuil cerita, tak bisa menyamai suasana nyata dan rasa. Biarlah  sebagian besar tersimpan dalam sebagai amalan kelak.

---

Tak terasa sudah lumayan lama, kini tak hanya trio wek-wek.  Perjuangan itu akan berbuah. Yakinlah! bersama melakukan pembelahan sel. Pembelahan sampai jutaan wek-wek. Wek-wek hanyalah sebutan. Bukan apa-apa. Kami wek1, wek2, dan wek3 bukanlah generasi pembebek. Kami adalah para intelektual ideologis pembangun peradaban. Kaya akan visi, visi yang jauh kedepan. Kami terikat bukan karena kemanfaatan tapi ikatan ideologi yang kami emban. Ideologi islam, mendekatkan yang jauh dan semakin mendekatkan yang dekat. 




*ini hanya cerita bukan kisah nyata meski  sebagian diambil dari pengalaman. Semoga bermanfaat, temukan tim terbaikmu ! sevisi dan semisi !



Komentar

  1. wek1: adzkia
    wek2: risa
    hahaha

    BalasHapus
  2. eh.. eh... siapa ini? gemona?
    nama disamarkan, tokoh dan karakter hanya rekaan bukan nyata. haha

    BalasHapus
  3. wek1 : cantik ?? dipertanyakan.

    BalasHapus

Posting Komentar

ayo, kasih komentar..

Postingan populer dari blog ini

Aku Ingin Memeluk Tuhan

'Mobil Syetan' Sang Raja Jalanan

Dari Aktuaria Sampai Teori Darwin