The End of History and The Last Man


The End of History and The Last Man

Is This the End of the West?
Thomas L. Friedman

Sebulan ini saya sedang asik membaca buku “Wajah Peradaban Barat” karya Adian Husaini. Bukunya agak tebal, jadi agak lama dibacanya ditambah kalau baca ini mesti agak ‘mikir’. Saya cerita ya mungkin sedikit review.

     Bicara tentang barat, kebanyakan orang memandang bahwa Barat yang menerapkan sistem demokrasi liberal itu adalah suatu peradaban yang sangat memukau, maju, terdepan dan perlu dijadikan kiblat bagi mereka yang ingin maju. Termasuk salah satu ilmuan bernama Francis Fukuyama dan Huntington yang popular diabad ke-20. Hungtinton popular dengan bukunya Clash of Civilization and The Remaking of World Order dan Fukuyama popular dengan bukunya The End of History and The Last Man.

Dalam bukunya, Fukuyama mencatat bahwa Barat menaklukan rival ideologisnya, monarkhi herediter, fasisme, dan komunisme, dunia telah mencapai satu konsensus yang luar biasa terhadap demokrasi liberal. Ia berasumsi bahwa demokrasi liberal adalah semacam titik akhir dari evolusi ideologi dalam bentuk final dari bentuk pemerintahan. Dan ini sekaligus sebuah ‘akhir sejarah’ (the end of history).

Fukuyama memasang sederet negara yang pada tahun 1990-an memilih sistem demokrasi-liberal, sehingga seolah-olah menjadi indikasi bahwa akhir sejarah umat manusia adalah kesepakatan mereka untuk menerima demokrasi liberal. Tahun 1790 hanya AS, Swiss, dan Perancis. Tahun 1848 menjadi 5 negara, Tahun 1990 ;13 negara, tahun 1960 ; 36 negara, tahun 1975; 30 negara, tahun 1990;61 negara.

Pada ‘Akhir sejarah’, kata Fukuyama tak ada lagi tantangan ideologi yang serius terhadap Demokrasi Liberal. Klaim-klaim Fukuyama sebenarnya sangatlah lemah. Tidaklah benar, saat ini tidak ada tantangan serius secara ideologi terhadap demokrasi Liberal. Faktanya, pasca perang dingin, islam masih dianggap tantangan ideologi yang serius sehingga negara barat sangat khawatir terhadap munculnya negara yang menerapkan Ideologi islam. Masa sih? Faktanya berkata demikian kasus dukungan Barat terhadap pembatalan pemilu di Al-Jazair yang dimenangkan oleh FIS menganggap bahwa Barat menganggap ada tantangan serius terhadap ideologi mereka. Kemudian, selepas peristiwa serangan menara kembar World Trade Center di New York dan gedung pertahan AS, jenis paranoid Barat semakin beragam. Dari yang sederhana sampai tataran legislasi pemerintahan. Hanya karena namanya berbau islam, atau wajahnya kearab-araban, maka seseorang yang memasuki negara barat akan menerima perlakuan yang tidak manusiawi.

Kasus di Turki juga sangat menarik, Mengapa orang-orang Barat begitu khawatir jika rakyat Turki memutuskan bahwa perzinahan adalah salah satu bentuk dari kejahatan? Ada apa dibalik semua ini? Apakah karena mereka merupakan pelanggan terhadap perlacur-pelacur di Turki? Mengapa mereka tidak membiarkan saja sesuai dengan jargon demokrasi liberal meraka sehingga rakyat Turki dapat menentukan baik apa yang baik dan buruk terhadap mereka?

Kasus Turki ini sekaligus membuktikan bahwa Barat begitu bersikap paranoid terhadap penerapan “Hukum Islam” dan sekaligus mematahkan tesis Fukuyama tentang tidak adanya tantangan ideologi yang serius terhadap Demokrasi Liberal.




Demokrasi-KapitalismeLiberalisme Bertentangan dengan Islam



Sudah beberapa kali saya sampaikan dalam blog in i terkait apa itu demokrasi sebenarnya. Demokrasi tidaklah sama dengan islam, demokrasi bukanlah tentang musyawarah, demokrasi adalah sistem rusak yang merusak ,berasaskan sekular ( memisahkan agama dari kehidupan), menjunjung tinggi kebebasan dengan standar ganda (Liberalisme). Demokrasi-Kapitalisme adalah sebuah ideologi yang kedaulatannya ( baca; pembuat hukum) ditangan rakyat. Semua aturan dalam demokrasi-Kapitalisme yang dianut di negara-negara dunia dibuat sendiri oleh manusia. Sistem ekonomi, pendidikan, sosial dan politik aturannya dibuat oleh manusia.


Manusia yang coba-coba jadi Tuhan. Hal inilah yang bertentangan dengan ideologi islam. Islam memandang bahwa hak membuat hukum hanyalah Allah, manusia tidak boleh sedikitpun ikut campur dalam hal ini. Yang boleh dilakukan manusia hanyalah menggali hukum di Al-qur’an dan As-sunah dan tak pernah ada satu ayat pun yang membolehkan manusia membuat hukum. Dalam surat Al-maidah ayat 50 Allah berfirman : “Apakah Hukum jahiliyah yang mereka kehendaki (Hukum ) siapakah yang lebih baik daripada (Hukum ) Allah bagi orang-orang yang meyakini(agamanya)? “


Imperium Amerika Tengah Menanti Kehancuranya

Kerusakan dan kehancuran telah jelas terpapar di depan mata kita atas penerapan ideologi kapitalisme-demokrasi ini. Bagi orang-orang yang berpikir, hal ini akan sangat terlihat jelas. ketika anda masih merasa bahwa dunia baik-baik saja dengan demokrasi atau bahkan masih memahami demokrasi adalah yang terbaik seperti Fukuyama dan Huntington. Maka berpikirlah anda .

Janganlah anda tertipu dengan buaian media yang mengagung-agungkan Barat dengan demokrasinya atau pun opini umum yang telah mereka buat yang mengatakan bahwa siapapun bangsa yang ingin maju harus mencontoh apa yang telah Barat lakukan. Ini jelas kebodohan yang nyata. Pasalnya, Barat yang katanya negara superpower kini tengah sekarat. Barat yaitu Amerika tengah menanti kehancurannya. Seluruh persyaratan untuk terjadinya sebuah kehancuran total telah terpenuhi yakni ekonomi, politik, militer, sosial, demografi dan moralitas. Amerika menjadi negara penghutang terbesar di dunia sebesar US$ 13.67 triliun (viva news). Dari sisi politik dan militer, perang yang dikobarkan oleh amerika di negri-negri muslim telah mendapat kecaman internasional dan kerugian yang cukup besar. Ditambah lagi keruntuhan budaya, penyalahgunaan kebebasan, kegagalan pengadilan, degradasi moral, dll.



Kembali pada Islam, Ideologi Islam.

Barat mengetahui bahwa islam akan kembali berjaya, bahkan mereka lebih mengetahui daripada kaum muslimin itu sendiri. Mereka meyakini bahwa kejayaan islam adalah sesuatu yang pasti terjadi, lebih yakin daripada kaum muslimin.

Maka jika barat saja sudah yakin betul, apa kabar dengan umat saat ini? Sebagian muslim masih silau dengan barat padahal barat sendiri sudah meragukan kejayaan mereka. Mereka tidak yakin lagi bahwa mereka ‘akhir dari sejarah’. Mereka pun tidak yakin lagi bahwa mereka adalah titik akhir dari segalanya. Yang barat yakini sekarang dengan melihat fakta bahwa islam adalah ancaman serius yang akan meluluh-lantakan mereka. Islam yang menjadi ancaman bagi mereka adalah islam sebagai ideologi. Islam yang sempurna terpancar darinya aturan-aturan kehidupan yang diterapkan dalam sebuah institusi yakni Khilafah. Maka dari itu, mari berjuang menegakkan Khilafah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Ingin Memeluk Tuhan

'Mobil Syetan' Sang Raja Jalanan

Dari Aktuaria Sampai Teori Darwin