Dalam hidup ini adalah mustahil kita bisa menyenangkan semuanya. Hei, ini dunia. Kita harus memilih, menyenangkan lain  lantas mengecewakan sebagian yang lain. 

Merangkul semuanya adalah kepalsuan. dan jalan tengah bukanlah jawaban. Pada akhirnya mengecewakan semuanya. 

Adalah islam, ia bening, putih dan cerah. Bukan abu-abu! islam adalah islam, yang hak yang datang dari Allah. Layaknya air dengan minyak, ia tak bisa tercampur. ia air dengan zatnya, dan ia minyak dengan zatnya. Tak bisa tercampur, yang haq dengan yang batil. Dan tak pernah ada jalan tengah, berkompromi. 

Pikiran kita yang kabur tentang islam, yang akhirnya membenarkan diri bahwa islam menyesuaikan dengan kultur masyarakat. Tapi, hei ini dunia yang islam diterapkan hanya separuh-separuh, setengah-tengah, tak kaffah. Bagaimana pula ini kultur masyarakat yang jauh dari islam sesuai dengan islam? dan bagaimana islam dipaksa mesti berdamai dengan keadaan? 

Islam ditengah-tengah kita sudah betulan kaburnya. Cukup dengan shalat, maka kami muslim, kami bukan orang kafir. Ya, islam-yang belum kaffah. Shalat, namun cara pandang cara pikir kita jauh dari islam. Shalat, namun islam tak dipakai sama sekali dalam kehidupan biarlah kultur masyarakat membentuk dirinya sendiri, islam jangan ikut interfensi. Karena islam tak memaksa, islam itu memudahkan. 

Logika liar inilah yang berkembang di tengah-tengah kita, seolah benar padahal sesat pikir. Bukan islam yang harus menyesuaikan dengan kondisi masyarakat, kebiasaan masyarakat, kultur masyarakat, tapi sebaliknya. Kebiasaan masyarakatlah yang menyesuaikan diri dengan islam. Karena islam datang untuk kehidupan kita, mengubah yang salah menjadi benar sesuai dengan islam. Jika kita bertahan dengan dibiarkannya manusia mengatur dirinya, kebebasan terserah saya, hidup saya, maka alamat kehancuran, kerusakan seperti hari ini.

Kita sungguh sedang berusaha, memegang islam panas bagai bara api. Bukan berkompromi, mencari muka sana sini , berharap menyenangkan semuanya. Mengklaim diri islam, padahal telah menjual islam. Mengambil jalan tengah adalah kepalsuan yang menipu. Jangan pernah berharap dengan jalan tengah kita bisa menyenangkan smuanya. Ingatlah kalimat pembuka di awal. 


Duhai hati, bersabarlah. ketika dunia begitu mencekam, dan masa alghuraba tiba yakni islam kembali terasing. Sesulit apapun keadaan jangan biarkan diri berkompromi dengan keadaan sehingga terlempar jauh dari islam. Pegang teguhlah islam, gigit ia dengan gigi geraham, pegang erat jangan lepas walau sejengkal. 

Sungguh pertolongan Allah sangatlah dekat, dekat dan dekat. Maka mendekatlah kita kepada Allah dan peganglah islam. 


22 tahun 2 hari, ini adalah hari bersejarah. Salam ghuraba yg tak mengasingkan diri.













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Ingin Memeluk Tuhan

'Mobil Syetan' Sang Raja Jalanan

Dari Aktuaria Sampai Teori Darwin