Secara Tidak Langsung Mereka Menginspirasi Saya


Secara tidak sadar kadang kala kita  menjadi insipirasi orang lain. Boleh jadi menurut kita perkara itu sangat biasa saja, bahkan tak ada artinya, tapi menurut orang lain itu  boleh jadi begitu menghentak kesadaran sehingga terinspirasi akan suatu hal. Adalah murid-murid saya yang luar biasa yang secara tidak langsung sangat menginspirasi saya. Tanpa mereka ketahui dan sadari, apa yang mereka katakan dan lakukan kadang menyadarkan saya tentang banyak hal.

Siang itu sama seperti biasanya saya sedang mengajar murid-murid ikhwan, salah satunya bernama Krisna (Saya cerita pada murid-murid saya bahwa saya senang menullis di blog untuk berbagi dan bercerita, Krisna ingin sekali namanya disebut dalam tulisan blog saya, dan nak ibu telah tunaikan janji ibu ya  ! J). Seperti biasa Matematika menjadi santapan murid-murid di siang bolong itu, setelah saya menjelaskan materi persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, mereka diminta untuk mengerjakan  latihan soal secara mandiri. Dan mereka mulai mengerjakan dan biasanya satu persatu dari mereka meminta untuk dibimbing mengerjakan dan  dijelaskan kembali jika mereka tidak mengerti secara orang per orang.

Karena saya yang hanya satu ini dan dengan tangan saya yang hanya dua ini, sesi membimbing  satu per satu ini menjadi agak sulit, saat semua murid minta untuk diperhatikan dan dibimbing. Mulai dari “ Bu-bu ini gimana?” , “Bu-bu ana bener ga?” , “ Bu-bu” dan “bu-bu” lainnya. Perlu ekstra  sabar dan cekatan menghadapi kondisi ini, saat semua menuntut minta diperhatikan, dan saya kesulitan mengakomodir yang lainnya. Saya meminta murid saya untuk bersabar menunggu giliran untuk dibimbing. Pepatah lama mengatakan kita tak bisa menyenangkan semua orang, realitasnya kita menyenangkan sebagian lantas mengecewakan sebagain yang lain. Itulah pula yang terjadi saat murid saya merasa saya “cuekan” , sabar nak ibu ini cuman satu -__-.

Saat saya masih sibuk membimbing dan mengajari murid per murid, terkumpul-lah 3 murid yang mengklaim bahwa mereka  bernasib sama, mereka telah sama-sama ‘dicuekkin’ dan tidak diperhatikan oleh saya. Mereka asik bercerita soal kondisi dicuekkannya mereka, “Masa bu fely udah dipanggil dari tadi, ke yang lain mulu, ana dicuekin” kata seseorang itu, dibalas yang lainnya “iya ana juga, padahal mau tanya ini doang betul apa engga,  tapi ana juga dicuekin”. Mereka sebetulnya berkumpul tepat disamping saya , dan saya mendengar dengan baik percakapan mereka. Mereka sedang menyindir saya minta diperhatikan. Sambil ngobrol tentang dicuekkinnya mereka tetap berusaha mengerjakan soal yang saya berikan. Tak lama kemudian saya dikagetkan dengan perkataan salah satu dari mereka, dengan gaya berusaha mengerjakan soal dia berkata “Emm.. kayanya kita kenyang ya?” dalam hati saya bukannya mereka sedang puasa. Temannya sama bingungnya dengan saya, dengan tenang murid saya bilang “ Iyaa, kayanya kita kenyang dari tadi kita udah makan bangkai”. Temannya melongo bengong, dan saya lebih bengong lagi.

Saya pikir keren sekali anak ini, menginspirasi sekali. Lantas saya bilang “ Tenang, antum ga makan bangkai soalnya ibu ada di samping antum dan  mendengar pembicaraan antum” kata saya sambil terkekeh-kekeh dan masih terpukau dengan perkataan murid saya tadi.

Ya, boleh jadi ia tak sadar dengan apa yang ia katakana ternyata menginspirasi gurunya ini. Mengapa perkataan sederhana itu begitu menginspirasi saya?  Hei, sering kali kita kebingungan mengingatkan teman yang sedang bercerita dan ceritanya nyerempet-nyerempet  ghibah. Saya pikir saya baru menemukan cara yang cukup baik untuk mengingatkan orang lain dan diri saya sendiri,  seperti murid saya dengan gaya yang tenang  nyeletuk sederhana, membuat teman-temannya berhenti bicara dan berhenti mengeluh soal nasib dicuekinnya mereka.

Saya cukup senang bahwa rasa lelah kadang hllang seketika ketika mengajar ada kejadian yang menhentak kesadaran diri. Sederhana tapi menginspirasi. Ada banyak kejadian sebetulnya  dapat diceritakan berlembar-lembar, misal ketika saya mengeluh murid saya mengingatkan saya “ Gak boleh gitu bu” pengingatan sederhana menghentak buhul kesadaran-kesadaran saya,oh ya ga boleh begitu. Atau ketika saya sudah cukup kelelahan dan keceplosan bilang ibu sedang capek hari ini, murid saya mulai mengingatkan “Ibu, jangan capek bu, ingat bu 3 amalan yang tidak ada putus-putusnya salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat”. Yang tadinya capek dan mumet langsung segar lagi. Murid saya sangat menginspirasi bukan?

Entah mereka sadar atau tidak, tapi intinya secara tidak langsung mereka menginspirasi saya. Alhamdulillah, J banyak belajar untuk menjadi pembelajar yang baik. Ilmu dan kebenaran datang via siapa saja, bahkan dari murid kita sekalipun, bahkan dari murid yang merasa dicuekkan pun. Sejatinya kebenaran selalu datang dari Allah, maka jangan ragu untuk mengambilnya. Wuallahua’lam.


catatan : antum = kamu
              ana= saya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Ingin Memeluk Tuhan

'Mobil Syetan' Sang Raja Jalanan

Dari Aktuaria Sampai Teori Darwin