si emon


Emon.. Teww
meracuni keimanan... ( Pake nada lagu bang roma irama)

Dunia Sukabumi digemparkan sama kelakuan si emon. Saya selaku orang sukabumi tepatnya di cibarombok city(halah, ga penting) merasa perlu menulis sesuatu tentang si emon. Cerita punya cerita, tempat tinggal si emon jauh banget dari rumah saya(lagi-lagi ga penting^^). Tapi saya punya kakak yang ngajar dideket si emon. Apa dong hubungannya? Nah, info yang didapat lebih hot.
Jadi, Si emon itu adalah orang yang bikin sukabumi disebut-sebut di tipi jadi terkenal. Namun sayang seribu sayang, terkenalnya gara-gara kasus pedofilia. Eng-ing-eng menurut berita yang beredar, emon telah melakukan sodomi dan kekerasan seksual terhadap anak-anak. Dan jumlahnya bukan satu dua, tapi ratusan. Euleh-euleuh, hampir 140-an katanya. Si emon punya buku khusus catatan anak-anak yang pernah ia sodomi, hampir ada 120 anak yang emon catet. Kata kakak saya katanya si emon itu nga-dukun( ilmu hitam) buktinya ditulis, tapi ini masih gosip. Selain nulis nama anak-anak, Si emon juga suka galau bikin puisi, ya ampun emoon. Si emon kerja di pabrik, kalau dia lagi pengen “sesuatu” dia berani bolos kerja. Cara dapet beratus-ratus korban gimana? Emon nyogok pake duit. Duit..duit kenapa semua orang butuh duit dan mau aja ditipu duit.
 Fakta-fakta tentang si emon, masih banyak di tipi dan internet. Yang mau dibahas adalah kenapa semua ini terjadi? Kemarin JIS , sekarang emon, tinggal nunggu kasus yang lain( lah?). Homoseks dan pedofilia merajalela dimana-mana. Mengerikan saudara-saudara!
Kalau di Buletin Al-islam dibahas faktor penyebabnya. Pertama, faktor moralitas dan rendahnya pengetahuan agama. Kedua, faktor abainya masyarakat. Ketiga, tayangan sadisme, kekerasan, pornografi mudah sekali diakses dan ini dapat merangsang. ketiga, budaya asing mudah masuk ke tanah air. Keempat, hilangnya kontrol orang tua. Kelima, faktor ekonomi dll. Ditambah lagi, hukuman yang tidak memberikan efek jera yakni maksimal 15 tahun penjara.
Kasus homoseksual dan LGBT(lesbi gay bisex dan transgender) bukan cuman terjadi di sukabumi, tapi dimana-mana di seluruh dunia. Hal ini berarti bukan masalah moral individu doang, faktornya bisa macem-macem dan saling berkaitan. Berarti ini masalah sistemik dan harus di tuntaskan secara sistem juga. Makanya butuh penerapan syariah seacara total dengan negara yang menerapkan sistem islam yakni Khilafah.
 Khilafah akan senantiasa menanamkan aqidah islam dan membangun ketaqwaan. Jadi, ga ada yang berani melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah bahkan mendapat murkanya Allah semacam pedofilia dan homosex. Khilafah tidak akan membiarkan pornografi dan pornoaksi seenaknya merusak masyarakat. Dari segi ekonomi pun, khilafah akan menjamin kebutuhan pokok masyarakat. Jadi ga ada lagi yang mau diiming-imingi uang untuk melakukan hal yang senonoh. Penerapan sistem islam akan meminimalkan faktor-faktor yang dapat memicu kekerasan seksual, pedofilia, dan penyimpangan yang lainnya. Nah loh, kalau masih ada yang keukeuh ngelakuin juga. Ada sistem persanksian yang membuat jera. Pelaku pedofilia akan dijatuhi hukuman mati. Coba si emon.. cuman 15 tahun penjara dan sama sekai tidak membuat jera. Persanksian yang begini, akan memunculkan emon-emon baru. Kalau pakai hukum islam udah mah punya efek jera juga mengahapus dosa. Si emon? 15 tahun penjara ga kehapus dosanya wong bukan pakai hukum islam.
Terus kelanjutannya gimana?
Hidup akan terus berjalan. Cuman islam yang akan memberikan keselamatan dunia dan akhirat. Nah, islamnya kan belum diterapkan. Makanya yuk, berjuang menerapkan islam. Sistem demokrasi buang aja ke laut. Demokrasi palsu, jangan percaya sama demokrasi! Borok-boroknya udah keliatan jelas gitu, segera campakkan! Khilafah sebentar lagi tegak :D segera sadar ya.

Dadah emon. Umat Yuk sadar!
Indonesia mah cuman milik Allah atuh..
Makanya pake aturan Allah atuh..
Ikutan Konferensi Islam dan Peradaban atuh..
Biar paham, terus berjuang meraih kemuliaan..
Hayuu atuh.. :DDDD

Atos heula ah, semoga bermanfaat!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Ingin Memeluk Tuhan

'Mobil Syetan' Sang Raja Jalanan

Dari Aktuaria Sampai Teori Darwin